Selesai sudah Tantangan Melacak Warisan Jepang dari Jaladwara Wisata Arkeologi, Rumah Inspirasi dan Garasi. Total ada lima output yang dihasilkan dari Tantangan 1, yaitu Kunjungan ke RT, Kunjungan ke RW, Kunjungan ke Kelurahan, Kunjungan ke Kecamatan dan Denah
Mungkin pembaca blog ini bertanya-tanya apa sih kerennya wawancara penduduk sekitar ? kenapa gak yang lebih keren aja wawancara tokoh terkenal seperti pejabat atau selebritas. Sebagai mantan jurnalis jujur saja wawancara masyarakat yang bukan tokoh terkenal sebenarnya tantangannya lebih sulit. Biasanya mereka awam dengan public speaking, sehingga walau pengetahuan mereka mumpuni di bidangnya, untuk berbicara dalam konteks wawancara seringkali gugup. Jawabannya juga sedikit dan pendek, sehingga si penanya harus getol bertanya. Beruntung sekali semua narasumber yang ditemui Kakak ramah, jadi walau awal-awal para narasumber gugup dan bertanya-tanya “Waduh mau nanya apa nih ?” tapi dengan keramahannya mereka sabar menghadapi Kakak.
Tahu dengan kesulitan ini, saya salut sama Kakak yang bisa melewatinya tanpa tantrum yang berarti hahaha. Saya juga senang karena bisa menahan diri untuk Tut Wuri Handayani atau kalau dalam bahasanya Charlotte Mason, Masterly Inactivity. Tantangan yang sebenarnya pekerjaan jurnalis ini membuat saya dalam hati ingin memperbaiki apa-apa yang dilakukan Kakak dalam tugas ini, namun saya tahan dan saya biarkan Kakak menikmati sendiri prosesnya, saya hanya memandu dari belakang. Satu catatan saya dari tugas ini adalah seringkali banyak yang mau disampaikan Kakak setelah ngobrol-ngobrol dengan narasumber namun dia agak kesulitan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Saya yang tahu Kakak saat di sekolah boro-boro ngetik dan nulis cerita, nulis nama aja males haha, untuk sampai ke level bisa bikin laporan tiga paragraf saja sudah suatu kemajuan :D. Dan kembali lagi akhirnya ini semua adalah proses. Sebagai praktisi homeschooling saya senang bisa selalu bertumbuh bersama anak, tidak hanya kemajuan pada Kakak tapi saya pun ikut bertumbuh perlahan tapi pasti.
Terima kasih untuk Jaladwara Wisata Arkeologi, Rumah Inspirasi dan Garasi yang menciptakan tantangan ini. Kami sekeluarga sangat mengapresiasinya, bagi kami keterampilan abad 21 yang ingin diasah di sini tidak hanya berimbas pada Kakak tapi juga bagi saya dan suami. Selamat untuk karya ini dan semoga kami tetap istiqomah hingga tantangan kedua (deg-deg an) :D.
2 thoughts on “Bertumbuh Bersama Tantangan Melacak Warisan Jepang”