Homeschooling Sosialisasinya Bagaimana ?

Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan pada saya sebagai praktisi homeschooling adalah “Sosialisasinya gimana ?”. Sebenarnya saya bingung kenapa pertanyaan ini lebih sering diutarakan pada mereka yang memilih tidak menyekolahkan anak-anaknya. Padahal pertanyaan yang sama juga layak ditanyakan pada mereka yang bersekolah di sekolah formal. Saya sendiri lebih senang menjawab pertanyaan ini dari sisi kualitas bukan kuantitas. Artinya ketika bicara kuantitas atau seberapa banyak jumlah teman yang dimiliki seorang anak,  oh my..please talk to my Facebook friends list hehe. Di era demokrasi media seperti sekarang ini saya rasa mencari teman bukanlah hal yang sulit, di samping rumah, di sosial media, anak-anak teman, di komunitas, di tempat kursus dlsb yang intinya sekolah bukan satu-satunya tempat untuk mencari teman. Oleh karena itu saya lebih tertarilk melihat sosialisasi lebih ke sisi kualitas. Satu hal yang sebenarnya perlu direnungkan bukan hanya oleh ortu homeschooler tapi juga ortu anak-anak sekolah formal.  

Continue reading “Homeschooling Sosialisasinya Bagaimana ?”
Advertisement

Kelas Malaika Bermain Untuk Hewan

Pada awal bulan Juli, Malaika Bermain mengadakan Kelas Malaika Bermain untuk Hewan. Ide mengadakan kelas ini sepenuhnya berasal dari Kakak yang ingin berbagi bersama teman-temannya tentang dunia yang ia minati yaitu dunia hewan. Bersama seorang teman, Kakak membuat kelas di Zoom tentang edukasi dan perawatan kucing. Hasil pendapatan dari kelas ini 100% didonasikan untuk animal shelter.

Animal Shelter yang akhirnya dipilih adalah Pejaten Shelter milik dr. Susanna Somali SpPk. Sudah sejak lama Kakak mengikuti akun Instagram Pejaten Shelter dan ingin pergi ke sana dan melakukan sesuatu untuk hewan-hewan di sana. Alhamdulillah dari Kelas Malaika Bermain terkumpul 880.000 rupiah yang digunakan untuk membeli 40 KG makanan anjing dan kucing. Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mengikuti kelasnya dan berdonasi.

Tunggu Kelas Malaika Bermain Untuk Hewan selanjutnya yaa, pastinya akan membahas tentang hewan. Bagi yang belum sempat ikutan, bisa cek cuplikan video-nya di kanal Youtube Malaika Bermain berikut ini

Petualangan Bersama Sastra Anak

Mencari karya sastra Indonesia yang dikhususkan untuk anak itu ternyata cukup menantang. Riris K Toha-Sarumpaet dalam Pedoman Penelitian Sastra Anak memaparkan penelitiannya pada 40 bacaan anak realistik yang terbit pada tahun 1991-1993. Ditemukan bahwa dalam beragam bacaan anak tersebut alur yang disampaikan adalah alur tunggal, tanpa tegangan sehingga akhir cerita mudah ditebak. Dari segi penokohan para tokoh digambarkan bahwa Ayah adalah sosok kuat, ibu lemah lembut dan anak-anak hanya sebagai pelengkap. Selain itu karena dianggap membawa misi yang kompleks antara psikologi dan pedagogi, tokoh-tokoh anak dibuat tidak berdaya, hanya sebagai pelampiasan kebutuhan bertutur orang tua. Pendeknya bacaan anak cenderung dumbing down to kids. Bacaan anak menganggap anak-anak itu bodoh, harus dijejali nasihat bulat-bulat antara mana yang baik dan mana yang buruk.

Continue reading “Petualangan Bersama Sastra Anak”

Keseharian Menggunakan Metode Charlotte Mason : Living Books dan Narasi

 

IMG_5958

Sering kali ketika berbincang dengan teman soal homeschooling, pasti yang tidak pernah tertinggal untuk ditanyakan adalah soal jadwal pelajaran, buku yang digunakan dan segala hal teknis lainnya. Sebenernya hal teknis ini sifatnya sangat plastis dan fleksibel, orangtua harus sering trial dan error, apa yang cocok di keluarga saya belum tentu cocok di keluarga lain. Dengan menggunakan metode Charlotte Mason pun saya tidak 100% mengacu pada amblesideonline. Suatu kenikmatan dari metode Charlotte Mason adalah metodenya yang memberikan ruang bagi orangtua untuk selalu berefleksi dan menanyakan kembali tujuan dari setiap langkah yang kita ambil. Untuk urusan praktik, bahkan masing-masing praktisi Charlotte Mason pun bisa berbeda-beda, tantangannya adalah bagaimana praktik itu tetap sejalan dengan filosofi ibu Mason.

Sejak homeschooling target saya pada setiap gemblengan akademis anak berubah total. Dulu waktu sekolah, target-target saya sekedar “Yang pentiing PR kamu selesai” “Yang penting guru kamu gak manggil mamah lagi ke sekolah” “Yang penting kamu ngerti dan gak perlu remedial” and worst “Yang penting naik kelas” . Sekarang, sehari-hari salah satu tujuan gemblengan akademis kami adalah memberikan anak sesuatu untuk dipikirkan, sesuatu untuk dilakukan dan sesuatu atau seseorang untuk dicintai, seperti yang dirumuskan oleh Karen Andreola dalam bukunya Charlotte Mason Companion.

Continue reading “Keseharian Menggunakan Metode Charlotte Mason : Living Books dan Narasi”

Podcast Buat Apa Sekolah : Buku Sebagai Jimat Homeschoooling

Kalau ditanya kegiatan homeschooling-nya ngapain aja ? Jawabannya : Baca Buku !

Setiap hari kami memulai kegiatan akademis yang biasa kami sebut “Kelas” di pagi hari dengan fokus pada buku-buku hidup. Dalam metode Charlotte Mason (CM) buku yang sebaiknya digunakan dikenal sebagai Living Books (LvB), yaitu buku yang menyajikan ide bagi pembacanya. Tidak seperti lawannya yang CM sebut Twaddle, adalah buku yang kering dengan fakta-fakta atau pesan moral yang sudah “dikunyah” terlebih dulu oleh penulisnya. Lalu bagaimana kami menggunakan LvB sebagai sarana belajar dengan metode narasi ?

Continue reading “Podcast Buat Apa Sekolah : Buku Sebagai Jimat Homeschoooling”

Podcast Buat Apa Sekolah : Keluar Dari Sekolah

20200201_104607

Awal tahun 2020 saya buka dengan membaca dua buku tentang parenting di dunia digital, Born Digital dan Raising Humans In A Digital World. Ada tiga hal besar yang saya tangkap dari kedua buku tersebut. Pertama adalah soal pembentukan identitas anak muda di dunia online, kedua tentang pentingnya kematangan pendidikan moral sebelum terjun ke dunia online dan ketiga adalah sebuah pengingat untuk lebih banyak berkarya ketimbang menjadi penonton di dunia online.

Continue reading “Podcast Buat Apa Sekolah : Keluar Dari Sekolah”

Eksplorasi Beraksi

Sejak saya perkenalkan Kakak pada sosok Greta Thunberg, Kakak terus tertarik mengikuti kisah Greta lewat media sosial. Dari beragam hal yang coba saya paparkan ternyata memang isu lingkungan, alam dan binatang yang membuat Kakak tertarik menyelami lebih dalam, sampai Kakak bercita-cita ingin melakukan demo seperti Greta. Lalu akhirnya kesempatan itu pun tiba pada aksi #jedaiklim akhir September lalu.

Continue reading “Eksplorasi Beraksi”

Ada Apa Di Sekitar Rumah ? (Bagian 2)

Sampai juga di Tantangan terakhir Eksplorasi Online bersama Jaladwara Wisata Arkeologi, Rumah Inspirasi dan TB. Garasi. Berikut jurnal blog yang berisi rangkuman dan refleksi Kakak selama menjalani tantangan.

 

Eksplorasi Online Tidak Begitu Mudah

oleh : Kakak Malaika

Selama Eksplorasi Online ini aku merasa senang karena aku sudah menyelesaikan tantangan ini, tapi tantangan ini semuanya tidak mudah. Saat ke rumah Pak RT dan RW aku jadi tahu perasaan bahwa jadi RT, RW tidak mudah. Berkat tantangan ini aku jadi bangga dan percaya diri.

Continue reading “Ada Apa Di Sekitar Rumah ? (Bagian 2)”

Ada Apa Di Sekitar Rumah ? (Bagian 1)

Selamat Datang di Tantangan 2 !!

Tantangan 1 Melacak Warisan Jepang sudah selesai dan alhamdulillah sudah disubmit, berikutnya kami siap mengerjakan Tantangan 2. Pada Tantangan 2 ini goal-nya adalah menggali kisah dari keunikan yang ada di sekitar rumah. Wahh awalnya saya ngebayanginnya aja langsung pesimis karena “Ada apaan deh di pinggiran Depok ini, keluar rumah aja langsung jalan raya dan ketemu macet” hahaha . Namun, saya percaya aja sama Kakak, karena biasanya dia suka dapet aja ide.

Continue reading “Ada Apa Di Sekitar Rumah ? (Bagian 1)”

Bertumbuh Bersama Tantangan Melacak Warisan Jepang

Selesai sudah Tantangan Melacak Warisan Jepang dari Jaladwara Wisata Arkeologi, Rumah Inspirasi dan Garasi. Total ada lima output yang dihasilkan dari Tantangan 1, yaitu Kunjungan ke RT, Kunjungan ke RW, Kunjungan ke Kelurahan, Kunjungan ke Kecamatan dan Denah

Continue reading “Bertumbuh Bersama Tantangan Melacak Warisan Jepang”