Pintar Saja Tidak Cukup

FullSizeRender

Tujuan pendidikan itu memang harus tinggi, gak bisa main-main. Bahkan tujuan pendidikan harus lebih dari sekedar menjadikan manusia berguna bagi masyarakat. “Belanda yang datang ke sini sebagai penjajah juga berguna bagi masyarakatnya, tapi di sini banyak yang ditindas” begitu celoteh seorang teman dalam diskusi komunitas CM hari ini.

Tanpa tahu tujuan tentunya kita akan kesulitan menentukan langkah, kesulitan menentukan sarana. Hal ini penting karena di era banjir informasi, semua sarana terpampang nyata menunggu untuk kita gunakan, salah satunya adalah kurikulum.

“Kurikulum ini adalah program belajar yang dilandaskan pada hak manusia untuk memperoleh pendidikan. Sangat luas, tapi kita tidak boleh sebut sebagai mustahi, tidak boleh pula kita hanya pilah-pilih bagiannya, mendidiknya di aspek ini tapi tidak di aspek itu. Kita bahkan tidak boleh mendiskriminasi antara sains dan humaniora” Charlotte Mason Vol. 6 Hlm 158

Bagaimana menyusun kurikulum untuk mencapai tujuan mulia pendidikan ? tujuan apakah yang lebih dari “berguna bagi masyarakat” ?

Continue reading “Pintar Saja Tidak Cukup”

Advertisement

Bertumbuh Bersama Tantangan Melacak Warisan Jepang

Selesai sudah Tantangan Melacak Warisan Jepang dari Jaladwara Wisata Arkeologi, Rumah Inspirasi dan Garasi. Total ada lima output yang dihasilkan dari Tantangan 1, yaitu Kunjungan ke RT, Kunjungan ke RW, Kunjungan ke Kelurahan, Kunjungan ke Kecamatan dan Denah

Continue reading “Bertumbuh Bersama Tantangan Melacak Warisan Jepang”

Keluar Dari Sekolah (Bagian 1)

“Kak, ada tugas ga dari sekolah ?”

“Gak tahu”

“Lho kok gak tahu”

“Mamah coba lihat aja di buku penghubung aku”

Padahal saya tahu kok hari itu ada tugas dari sekolah karena sudah dapat info dari whatsapp grup kelas hehe tapi kok si kakak selalu cuek amat ya, kelewat cuek. Saya pun bertanya, apakah pelajaran yang dijadikan tugas itu menyulitkan dia. Setelah saya ajak baik-baik mengerjakan tugas ternyata kakak paham dan bisa mengerjakannya. Lalu, kenapa setiap ada tugas atau mau ada ulangan selalu sebodo amat seakan gak ada semangat. Saya tahu anak saya dan mungkin anak-anak lain juga ketika kecil mereka adalah natural born learner. Curiosity kakak kadang membuat saya kewalahan.

Sekarang di manakah mata berbinar penasaran penuh pertanyaan kritis itu ? Saya terlalu lengah sampai telat menyadarinya kalau itu memudar. Walau kakak tidak pernah mengeluh pergi ke sekolah, tapi minat belajar nya nyaris nol. Hal yang membuat dia semangat pergi ke sekolah hanya karena dia akan bermain dan bertemu teman-temannya. Apakah anak saya bodoh ? Saya yang dulu percaya bahwa setiap anak unik, mulai ragu akan teori itu dan bertanya-tanya, apakah anak saya tidak mampu belajar ?.

Berusaha bangkit dari zona nyaman, saya pun akhirnya introspeksi diri melihat kembali apa yang sudah saya lakukan. Saya mulai mencari bantuan, sibuk bertanya sana-sini, bergabung dengan komunitas ibu-ibu, parenting dan sebagainya. Paralel dengan pembenahan diri saya dan suami sebagai orangtua, saya bertekad untuk mencari sekolah baru untuk kakak. Belanja sekolah pun kami lakukan, you name it deh dari yang berbasis agama, sekolah negeri sampai yang mengusung kurikulum internasional dengan harga aduhai. Siap tempur lah kami karena sadar sekolah yang nyaris memenuhi kriteria kami harganya gak main-main. Kakak pun sempat saya daftarkan untuk pindah ke sekolah swasta itu, saya sudah ketemu guru-gurunya bahkan ketemu foundernya :D. Ketika nyaris menggelontorkan tabungan seumur hidup (lebay) haha tiba-tiba saya teringat konsep homeschooling.

Konsep lawas yang sempat saya telusuri ketika masih di bangku kuliah dan amazingly gak pernah kepikiran lagi ketika saya memutuskan untuk mempunyai anak. Wow !! kemana aja lo cha hehe..Setelah sedikit bertanya ke teman saya yang praktisi homeschooling, saya memulai proses “meditasi” riset konsep homeschooling ini. Akhirnya, September 2018 setelah “meditasi” panjang dan tentu saja dengan persetujuan suami dan kakak Gwen, Bismillahirohmanirohim..Gwen resmi keluar dari sekolah.. Yeayyyy hahaha (Bersambung..)