Melacak Warisan Jepang Di Sekitar Rumah (Bagian 3)

Lanjutan dari tantangan Melacak Warisan Jepang dari Jaladwara Wisata Arkeologi, Rumah Inspirasi dan Garasi adalah berkujung ke Kelurahan. Sebelum ke Kelurahan, Kakak penasaran sama KTP anak, lalu apa saja yang ia dapat dari kunjungan kali ini. Berikut laporannya.

“Cari Tahu Tentang Kelurahan dan KTP Anak”

by : Kakak Malaika

2019_0406_00415000.jpg

Pagi hari aku pergi ke kantor keluarahan untuk bertemu pak lurah karena pak lurah tidak ada jadinya aku menemui ketua seksi kemasyarakatan yaitu Ibu Sumiati lalu aku bertanya kepadanya. Berikut daftar pertanyaan yang sudah aku susun:

1.Pekerjaan Ibu sehari-hari biasanya ngapain?

2.Apa tugas ibu?

3.Memang benar ada ktp anak?

4.Cara mengurus nya ngapain?

5. Jam masuk kerjanya jam berapa?

6. Apakah Ibu mengurus Pemilu juga ?

7.Dimana saja ibu kerja selain di kelurahan ?

8. Apa syaratnya menjadi lurah?

9. Apakah mendapat gaji ?

10. Apa suka dan duka nya ?

11. Apakah kenal RT RW di sini ?

12. Lurah itu libur ga ?

13. Apa yang diurus lurah sehari-hari ?

2019_0406_00444800.jpg2019_0406_00445100.jpg

Ibu Sumiati adalah petugas yang senang melayani masyarakat khususnya masyarakat Krukut. Saat aku bertemu Bu Sumiyati aku bertanya adakah KTP anak? yup ada. Cara mengurusnya kamu harus masuk kartu keluarga dan juga kalau ke Gramedia [toko buku] dapat diskon, kapan-kapan aku ingin mengurus nya wah harus segera karena proses nya bisa sampai 2 bulan  .

Ibu sumiyati adalah ketua seksi bagian kemasyarakatan jadi kalau misalnya ingin membuat KTP anak bisa ke ibu Sumiati. Bekerja di kelurahan itu termasuk Pegawai Negeri Sipil, jam masuknya pagi lho yaitu jam 7:30 sampe 4:00, ternyata lurah adalah pengurus pemilu juga lho, aku baru tahu. Ibu Sumiati kerjanya juga di kecamatan biasanya untuk rapat. Lalu, Ibu Sumiati juga libur Sabtu, Minggu dan Hari Besar beda dengan RT/RW yang tidak ada liburnya. Syarat nyuntuk bekerja di kelurahan itu banyak tes nya, tidak gampang lho seperti pemilihan RT/RW. Ibu Sumiati digaji setiap bulan tidak seperti RT/RW, mereka cuma 1 tahun sekali dibayar pemerintah. Ibu Sumiati kenal semua RT/RW, kata ibu Sumiati di Kelurahan ini ada 8 RW dan 35 RT.

Sekian wawancaraku hari ini, aku menjadi tahu kelurahan dan di sana banyak anak SMA magang. Ibu Sumiati orangnya ramah dan murah senyum . Aku ingin melindungi Indonesia dan lingkungan sekitar semoga indonesia maju dan juga pendidikannya. Semoga blog melacak warisan jepang ini berguna bagi masyarakat sekitar.

This slideshow requires JavaScript.

Pada kunjungan kali ini Kakak sedikit lebih luwes, mungkin karena Ibu Sumiati sangat ramah. Beliau juga mengaku punya cucu seusia Kakak jadi mungkin bertemu Kakak sangat relatable sama keseharian beliau bersama cucu. Selanjutnya tantangan terakhir akan kemana ya Kakak ? Tunggu laporan kami selanjutnya ya.

2 thoughts on “Melacak Warisan Jepang Di Sekitar Rumah (Bagian 3)

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.